Wisatawan Perancis Nikmati Pecel Organik di Agrowisata Kebun Organik UM Metro
Karang Rejo, Metro - Agrowisata Kebun Organik yang merupakan binaan Universitas Muhammadiyah (UM) Metro, mendapat kehormatan menerima kunjungan wisatawan asing dari Perancis pada Jum'at (21/08/20). Wisatawan yang terkemuka, Mikael David Stephane Jazdzyk, Ph.D, ikut merasakan pengalaman unik dengan bergabung dalam makan pecel organik bersama warga setempat di lokasi tersebut.
Tak hanya Mikael, sejumlah pengunjung lain juga turut merasakan kenikmatan makan pecel organik di tempat yang sama. Dra. Elly Lestari Rustiati, M.Sc. (Dosen Universitas Lampung), tim konsorsium Unila-ALeRT Sumatera, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Braja Harjosari, dan Pokdarwis Labuhan Ratu VII Lampung Timur turut serta dalam acara tersebut.
Dr. Agus Sutanto, M.Si., Ketua Tim PPUPIK UM Metro, menjelaskan bahwa kunjungan ini menandai awal yang menggembirakan dalam era tatanan baru.
"Alhamdulillah, hari ini kita disambut oleh tamu istimewa. Kehadiran wisatawan asing, ilmuwan dari Unila, dan Pokdarwis dari Lampung Timur memberikan kebanggaan bagi kita semua," ungkap Agus Sutanto.
Lebih lanjut, Agus Sutanto menambahkan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk berbagi informasi mengenai pengelolaan kebun organik kepada Pokdarwis Braja Harjosari dan Labuhan Ratu VII.
"Kami berbagi pengetahuan dengan mereka mengenai berbagai aspek pengelolaan Agrowisata Kebun Organik Karang Rejo, mulai dari penyediaan lahan, manajemen tim lapangan, pengolahan tanah dengan pupuk kompos dan penggunaan PUMAKKAL sebagai starter yang dikembangkan oleh tim PPUPIK UM Metro, hingga jenis tanaman sayuran yang dibudidayakan," jelasnya.
"Dalam pengelolaan kebun organik ini, kami berusaha untuk memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar kita. Kami menggunakan dedaunan sebagai bahan baku pupuk kompos. Kami berkomitmen untuk menggunakan apa yang tersedia di sekitar kita, dengan harapan dapat memberikan manfaat yang baik dan kesehatan bagi kita semua," tambahnya.
Sayur Organik yang Aman dan Sehat
Sementara itu, Sarjono, pengelola Agrowisata Kebun Organik Karang Rejo, mengungkapkan kepuasannya akan keamanan sayuran yang ia tanam.
"Dengan adanya kebun organik ini, saya merasa yakin dan aman dalam mengonsumsi sayuran sendiri. Sebelumnya, saya tidak berani memakan tanaman yang saya tanam sendiri. Saya pernah memberikan sayuran hasil tanaman kepada ikan peliharaan saya, namun ikan tersebut mati. Saya bahkan tidak berani memberikan sayuran yang saya tanam kepada keluarga saya," ungkap Sarjono kepada para pengunjung.
Dari segi ekonomi, Sarjono menyatakan bahwa budidaya sayur organik memberikan keuntungan yang lebih besar.
"Alhamdulillah, dengan budidaya sayur organik, pendapatan saya meningkat dibandingkan sebelum menggunakan metode organik. Modal yang dibutuhkan relatif kecil dan hasilnya sesuai harapan. Sebelum menggunakan metode ini, setelah panen, uang saya habis untuk modal dan keperluan lainnya," jelasnya.
Dr. Achyani, M.Si., anggota tim PPUPIK UM Metro, menambahkan bahwa kendala dalam budidaya sayur organik masih terletak pada pangsa pasar yang belum luas. Menurutnya, sebagian besar masyarakat belum menyadari pentingnya kesehatan untuk masa depan yang berkelanjutan.
"Pelanggan sayuran kami kebanyakan adalah pengunjung yang secara ekonomi berada di kelas menengah ke atas. Mereka datang berkunjung dan kemudian kembali lagi. Namun, kami belum memiliki langganan khusus yang dapat mengantar produk kami dari rumah ke rumah. Kami mengakui bahwa manajemen pemasaran kami masih lemah," ungkap Achyani.
Kunjungan ini juga dihadiri oleh Dr. Hening Widowati, M.Si., Nedi Hendri, S.E., M.Si., Akt., CA., ACPA., CPA., CRA, dan Fenny Thresia, M.Pd., yang juga merupakan anggota tim PPUPIK UM Metro. Turut hadir juga Sri Retnaning Rahayu, M.M., dosen UM Metro.